fbpx

Sudah tiga tahun Alexandra (35 tahun) memilih untuk keluar dari pekerjaannya sebagai konsultan di sebuah perusahaan public relation (PR). Ia memilih untuk membesarkan usaha roti keluarganya, langkah yang diambil sebagai bentuk kompromi untuk tetap bisa membiayai kebutuhan orang tua dan juga dua orang anaknya.

“Daripada usaha orang tua terbengkalai enggak keurus, jadinya saya mengalah dari pekerjaan dan berusaha untuk mengembangkan. Selain itu juga, supaya bisa punya waktu lebih dengan anak-anak, karena saya adalah orang tua tunggal,” tutur Alexandra.
Alexandra hanya satu dari sekian banyak orang dewasa yang juga harus membantu keuangan orang tua serta memikirkan kelangsungan rumah tangganya. Jika diibaratkan, posisi Alexandra terjepit di tengah-tengah antara generasi sebelumnya yaitu orang tua, dan generasi setelahnya yaitu anak. Situasi Alexandra ini dikenal dengan istilah sandwich generation atau generasi sandwich.


Istilah Sandwich Generation

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller, pada 1981. Profesor sekaligus direktur praktikum Universitas Kentucky, Lexington, Amerika Serikat (AS), itu memperkenalkan istilah generasi sandwich dalam jurnal berjudul “The ‘Sandwich’ Generation: Adult Children of the Aging.” Di dalam jurnal tersebut, Dorothy mendeskripsikan generasi sandwich sebagai generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup tidak hanya orang tua dan juga anak-anak mereka. Generasi sandwich ini rentan mengalami banyak tekanan karena mereka merupakan sumber utama penyokong hidup orang tua dan juga anak-anak mereka. Tekanan psikologis yang dialami oleh generasi ini bisa terjadi karena orang tua atau generasi tua tidak menyiapkan masa tuanya dengan baik. Dalam hal ini, bukan hanya kehidupan finansial yang perlu dipersiapkan, tetapi juga menjaga kehidupan kesehatan. Tekanan psikologis berupa stres pada generasi sandwich menurut Anna Surti Ariani, psikolog dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok, bisa menyebabkan terganggunya pekerjaan serta kehidupan berumah tangga dan juga pergaulan.

“Kondisi spesifik berupa ‘terjepit’ seperti sandwich ini hendaknya jangan sampai berpengaruh terhadap anak-anak maupun keluarganya sendiri. Sehingga, sangat penting untuk mempunyai teman sesama generasi sandwich supaya bisa saling berbagi agar tidak merasa sendirian dan stres berkepanjangan,” jelas Anna.


Memutus Rantai Generasi Sandwich

Untuk memutus rantai generasi sandwich, maka langkah paling dasar yang paling dibutuhkan adalah mengembangkan kecerdasan finansial. Terkait ini, hal utama yang perlu dilakukan adalah belajar mengenai investasi meski memiliki sumber penghasilan dan juga besaran nilai yang terbatas.

“Belajar investasi menjadi hal yang mutlak bagi generasi sandwich. Tidak bisa tidak dilakukan, meski hanya menyisihkan sebesar 20 persen dari penghasilan.”
Generasi sandwich dituntut untuk belajar menempatkan uang serta melakukan manajemen risiko dengan baik. Sebab, belajar mengelola risiko instrumen investasi yang dipilih baik jangka pendek, menengah maupun panjang, juga tidak kalah penting. Ini dilakukan supaya bisa memenuhi tujuan-tujuan keuangan yang memang telah dicita-citakan.
Selain itu, ada baiknya juga bagi generasi sandwich untuk memiliki proteksi diri baik berupa asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa. Langkah ini perlu dilakukan, lagi-lagi, agar tidak mengganggu arus kas keuangan rumah tangga jika mengalami musibah mendadak berupa sakit maupun kematian.
“Pastikan diri kita sebagai pencari nafkah terproteksi dan juga memproteksi orang tua dengan baik. Kalaupun tidak sanggup untuk membeli asuransi kesehatan, akan sangat membantu jika memiliki BPJS Kesehatan dan membayar iuran secara rutin agar jika sewaktu-waktu dibutuhkan bisa langsung digunakan.” Untuk tips solusi cerdas keluar dari rantai generasi sandwich dapat juga dibaca di artikel lainnya disini.

Jadi teman-teman yuk, mulai kembangkan kecerdasan finansial keluarga, sehingga fenomena generasi sandwich bisa terputus.”

Konsultasi Gratis

Terima kasih atas ketertarikan Anda pada produk Asuransi Prudential. Selangkah lagi untuk mewujudkan keamanan finansial keluarga Anda.

Informasi Terkini

3 Langkah Review Keuangan Agar Lebih Baik Di Tahun Baru

Hello good people! "Selamat Tahun Baru, teman-teman! Apakah kamu sudah siap untuk menyambut tahun baru dengan keuangan yang lebih baik? Tahun baru adalah kesempatan yang baik untuk me-review keuangan kamu dan membuat perubahan yang diperlukan agar kamu dapat mencapai...

3 Langkah Perencanaan Gaji Di Tahun Baru

Hello good people! "Selamat Tahun Baru, teman-teman! Apakah kamu sudah siap untuk menyambut tahun baru dengan gaji baru? Tapi, jangan sampai gaji baru kamu habis sebelum akhir bulan ya. Mari kita belajar cara pintar merencanakan gaji kamu di tahun baru ini dengan...

Premi Asuransi Itu Buat Bayar Apa Aja Sih?
Premi Asuransi Itu Buat Bayar Apa Aja Sih?

Sebenarnya uang yang kita setor untuk bayar premi asuransi kita itu untuk apa saja sih? Nah namanya asuransi berbeda ya dengan menabung atau investasi. Ada biaya asuransi di dalamnya yang berguna untuk mengadakan polis kita tetap hidup sampai akhir kontrak yang kita sepakati dengan perusahaan asuransi. Yuk, mari kita simak lebih lanjut biaya asuransi apa aja.